Adapunwaktu terbaik untuk membaca Ratib Al Hadaad saat di bulan Ramadan, yaitu sebelum melaksanakan salat Isya. Ketentuan ini telah disampaikan dalam Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, Hal. 55. Keutamaan Ratib Al Haddad Ilustrasi Ratib Al Haddad (unsplash/@26_ms) cash. Dzikir memiliki arti mengingat terhadap Allah. Orang ketika berdzikir maka tujuan utamanya tentu mengingat terhadap Dzat yang Maha Pencipta. Berdzikir merupakan sarana utama dalam menenteramkan hati. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” QS. Ar-Ra’d 28. Bacaan dzikir tak terhitung jumlahnya. Sebagian ulama hanya melantunkan dzikir terbatas pada dzikir-dzikir yang bersumber dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam atau yang biasa dikenal dengan dzikir ma’tsur. Namun, sebagian ulama yang lain melantunkan dzikir tidak hanya terbatas pada dzikir ma’tsur saja, tapi juga meliputi dzikir-dzikir yang disusun oleh para ulama terkemuka dengan susunan bacaan yang memiliki sirr rahasia dan faedah tersendiri. Dzikir-dzikir ini biasa dikenal dengan nama hizib atau ratib. Penjelasan tentang hizib atau ratib secara ringkas dijelaskan dalam kitab Dzakhirah al-Ma’ad bi Syarhi Ratib al-Haddad berikut ini وأما حقيقة الحزب والورد والراتب فهو المعمول به تعبدا ونحوه وفى الإصطلاح مجموع أذكار وأدعية وتوجهات وضعت للذكر والتذكر والتعوذ من الشر وطلب الخير واستفتاح المعارف وحصول العلم مع جمع القلب والهم على الله تعالى “Adapun hakikat hizib, wirid, dan ratib adalah sesuatu yang diamalkan dengan tujuan menyembah kepada Allah dan semacamnya. Sedangkan hizib, wirid, dan ratib secara istilah adalah kumpulan dzikir, doa dan tawajjuh yang dihimpun untuk dzikir, mengingat, meminta perlindungan dari keburukan, meminta kebaikan, memohon terbukanya kemakrifatan dan hasilnya pengetahuan yang dibarengi dengan fokusnya hati dan pikiran kepada Allah ta’ala” Syekh Abdullah bin Ahmad Basudan al-Kindi, Dzakhirah al-Ma’ad bi Syarhi Ratib al-Haddad, hal. 45. Salah satu dzikir yang sering dibaca oleh kalangan masyarakat Muslim secara luas adalah Ratibul Haddad. Ratib ini disusun oleh salah seorang ulama terkemuka dari Hadramaut, yakni Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad. Beliau merupakan seorang mujaddid pembaharu di masanya. Karya tulis beliau terbilang cukup banyak dan tersebar di berbagai penjuru dunia, di antaranya adalah an-Nashaih ad-Diniyah, Risalah al-Mu’awanah, an-Nafais al-Alawiyah fi al-Masa’il as-Shufiyah. Ratibul Hadad disusun pada tahun 1071 Hijriah, bermula ketika para pemuka Hadramaut merasa khawatir akan masuknya kelompok Syiah Zaidiyah di wilayah Hadramaut. Mereka khawatir aqidah Syiah Zaidiyah akan mempengaruhi terhadap keyakinan orang awam yang sejak lama berpegang teguh pada aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang telah diajarkan oleh para Salafus Shalih. Berdasarkan hal ini, mereka menghadap kepada al-Qutb Abdullah bin Alawi al-Haddad agar diberi bacaan supaya hal yang mereka khawatirkan tidak terjadi. Beliau pun menuliskan wirid yang nantinya dikenal dengan nama Ratibul Haddad ini. Semenjak saat itu, bacaan Ratibul haddad banyak dibaca di berbagai tempat di berbagai belahan dunia, sampai saat ini. Ratibul Haddad ini sangat dianjurkan dibaca secara bersama-sama dalam majelis dzikir. Sedangkan ketentuan waktu membacanya dijelaskan dalam penjelasan berikut وينبغي أن يرتبه كل مرید صادق سيما إن كان صاحب الراتب واسطة له إلى الله تعالى فإن رتبه بعد صلاة العشاء والصبح فذلك هو الاكمل ويكفي ترتيبه في اليوم والليلة مرة والأفضل بعد صلاة العشاء وفى رمضان يقدم هذا الراتب على صلاة العشاء “Sebaiknya seorang murid yang sungguh-sungguh membaca ratib ini, terlebih ketika penyusun ratib ini merupakan perantara baginya menuju Allah ta’ala. Membaca ratibul haddad ini setelah shalat isya’ dan subuh adalah cara membaca yang paling sempurna, namun membaca ratib ini satu kali dalam sehari semalam dianggap cukup, yang paling utama dilakukan setelah melaksanakan shalat isya’. Sedangkan di bulan Ramadhan, membaca ratib ini didahulukan dari pelaksanaan shalat isya’” Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, Hal. 55 Faedah dari membaca Ratibul Hadad ini terbilang cukup banyak, berikut di antara berbagai fadilah istiqamah mengamalkan ratibul haddad و فوائد راتب الحداد منها ما نقل شراح الراتب عن صاحبه رضي الله عنه أن من واظب على قراءته حرس الله بلده أي من البلايا والنقم . ومنها زيادة الغني والبركة والخير في داره. ومنها أن من واظب عليه كل يوم لا يضره السم، ولا يضره السبع والزواحف وسائر الحيوانات. ومنها أنه يحصل عليه حسن الخاتمة ويعطيه الله له التوفيق للنطق بكلمة الشهادة. “Beberapa faedah Ratibul hadad di antaranya, penjelasan yang dikutip dari para ulama yang mensyarahi Rotib ini dari penyusun Ratib, Syekh Abdullah bin alawi al-Haddad Radliyallahu anhu bahwa orang yang rajin membaca rotib ini maka Allah akan menjaga negaranya dari beberapa cobaan dan siksaan. Faedah lainnya, bertambahnya kekayaan, barokah dan kebaikan di rumahnya. Orang yang rajin membaca Ratibul Haddad setiap hari, maka tidak akan bahaya baginya racun, hewan buas, reptil dan hewan-hewan lainnya. Faedah yang lain dari membaca rotib ini bahwa akan hasil baginya husnul khotimah dan Allah akan memberikan pertolongan baginya untuk mengucapkan kalimat syahadat di Akhir Hayatnya” Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, hal. 56 Patut dipahami bagi para pembaca Ratibul Haddad bahwa faedah-faedah di atas tentunya sekiranya tanpa memalingkan niat utama membaca Ratibul Haddad yakni mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga kita dapat mengamalkan Ratibul Haddad ini dengan istiqamah serta mendapatkan keberkahan dari penyusun Ratibul Haddad, Syekh Abdullah bin alawi al-Haddad. Amin Yaa Rabbal Alamin. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, Pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember Teks lengkap Ratibul Haddad bisa diakses di NU Online Super App versi Android dan versi iOS Akses pula dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain. Ratib Al Haddad Latin dan Bacaan Besrta Cara Mengamalkan By M AbrorPosted on October 12, 2020August 9, 2021 Ratib Al Haddad Hai Sahabat Muslim semuanya, sudah berzikir hari ini? Zikir apakah yang Sahabat Muslim amalkan? Tahukah Sahabat Muslim, […] Ilustrasi seorang Muslim sedang membaca dzikir. Foto pixabayRatib Al-Haddad adalah bacaan wirid dan dzikir yang berisi ayat suci Alquran dan doa-doa. Bacaan ini disusun oleh Habib Abdullah Al-Haddad, seorang ulama yang masyhur pada abad ke-11 Abdullah Al-Haddad memiliki nama lengkap Al-Iman Al-Allamah As-Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad Al-Alawi Al-Husaini. Beliau lahir pada malam Senin, 5 Shafar 1044 H di Hadramaut, Yaman antara semua susunan dzikirnya, Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal di kalangan umat Islam. Bacaan ini disusun dengan tujuan untuk memohon perlindungan Allah bacaan Ratib Al-Haddad?Bacaan Ratib Al-HaddadIlustrasi seorang Muslim sedang membaca dzikir. Foto pixabayMengutip buku Ratib Al-Haddad oleh Qudwah Press, bacaan Ratib Al-Haddad disusun pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 H. Ratib ini disusun atas permintaan murid dari Habib Abdullah Al-Haddad yang bernama Amir.Amir meminta Habib Abdullah Al-Haddad untuk membuat bacaan wirid dan dzikir sebagai amalan penduduk kampungnya agar selamat dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadramaut saat itu. Kini, Ratib Al Haddad bisa dibaca oleh umat Muslim untuk memohon perlindungan Allah SWT dari segala marabahaya yang bacaan Ratib Al-Haddadبِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْماَلْـحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَAlhamdulillahi rabbil alaminحَمْداً يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِمِ سُلْطَانِكْHamdan ayyuwaa fii ni'mahu wayukaafiini maziidah yaa rabbana lakalhamdu kamaa yanbagii lijalaali wajhika wa li'azimi sulthoniسُبْحَانَكَ لاَنُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَSubhanaka laanuhsi tsanaaan 'alaika anta kamaa atsnaita 'ala nafsikaفَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْصَى وَلَكَ الْحَمْدُ اِذَا رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَىFalakal hamdu hatta tardho wa lakalhamdu idzaa rodiita wa lakalhamdu ba'da rodoاَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْاَوَّلِيْنَAllahumma sholli wa sallim 'ala sayyidina muhammadin fil awwalinوَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْاَخِرِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍWasolli wa sallim ala sayyidina muhammadin fil aakhirin wasolli wa sallim ala sayyidina muhammadin fii kulli waktin wa wahiinوَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْمَلاَءِ الْأَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِWasolli wa sallim ala sayyidina muhammadin malaai a'la ilaa yaumiddinوَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَتَّى تَرِثَ الْاَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَاوَاَنْتَ خَيْرُ الْوَرِثِيْنَWasolli wa sallim ala sayyidina muhammadin hatta tarsa alardo wa man 'alaihaa wa anta khoirul waarisinاَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَودِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَبْدَنَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَولاَدَنَا وَاَمْوَالَنَا وَاَهْلَنَا وَكُلَّ شَيْئٍ اَعْطَيْتَنَاAllahumma inna nastahfidzuka wa nastadi'uka adyaa nanaa wa abdananaa wa laadanaa wa amwaalanaa wa ahlanaa wa kulla sayyin a'thoytanaاَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَعِيَاذِكَ وَجِوَارِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍAllahumma aj'alnaa wa iyyahum fii kanafika wa amaanika wa 'iyaadzika wa jiwaarika min kulli sathoniin mariidوَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِى عَيْنٍ وَذِى بَغْيٍ وَمِنْ شَرٍّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌWa jabbaari 'aniidin wa dzii ainin wa dzii ba'yin wa min sarrin kulli dzin syarrin innaka 'ala kulli sayyin qodirاَللَّهُمَّ حُطْنَا بِالتَّقْوَى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَمَةِ فِى الْحَالِ وَالْمَاَلِ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءAllahumma hutnaa bittaqwa wa istiqoomati wa a'idnaa min muujibaatin nadamati fii haali wal maali innaka samiiu duaaوَصَلِّ اللَّهُمَّ بِجَمَالِكَ وَجَلاَلِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَWa solli allahumma bihamaalika wa jalaalika 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala ilaahi shohabati ajmainوَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَWarzuknaa kamaala mutaaba'ati lahu dzoohiraan wa baathinaa yaa arhamarrahiminnبِفَضْلِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَBi fadhli subhaana rabbika rabbil 'izzati amma yassifunوَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَWasalaamu 'alalmursalin walhamdulillahi rabbil alamainاَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِAllahumma inna nas aluka ridhooka wa jannata wa na'audzubika min sakhotika wannarيَاعَالِمُ السِّرِّ مِنَّا لاَتَهْتِكِ السِّتْرَ عَنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَكُنْ لَنَا حَيْثُ كُنَّاYaa 'alimu sarri minna la tahtiki sitra 'anna wa 'aafina wa'fu'anna wa kun lanaa haysu kannaيَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِYaa allah bihaa yaa allah bihaa bihusnil khootimatiيَالَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلْ…اِنَّكَ لَطِيْفُ لَمْ تَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَWaa latiifaan lam yazal binaa fiimaa nazal innaka latiifu lam tazal ultuf binaa wa muslimiinSejarah Singkat tentang Ratib Al HadadIlustrasi membaca Ratib Al-Haddad. Foto Din Mohd Yaman/ShutterstockSeperti yang dijelaskan, Ratib Al-Haddad disusun atas dasar permintaan salah seorang muridnya, yakni Amir dari keluarga Bani Sa'd yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, buku Ratib Al-Haddad tulisan Shabri Shaleh Anwar, Amir memohon permintaan tersebut dalam rangka mengadakan wirid dan dzkir sebagai amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat melindungi diri dari ajaran sesat yang melanda Hadhramaut ketika Al-Haddad disusun dengan bacaan Apabila Imam Al-Haddad berangkat haji yang pendek sehingga memudahkan umat Muslim membacanya secara khusyu dan Al-Haddad pertama kali dibaca di kota Shibam setelah mendapat izin dari Al-Imam Abdullah Al-Haddad. Kemudian, Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim pada tahun 1072 Al-Haddad juga dibaca apabila Imam Al-Haddad berangkat haji. Bab al-Safa dibaca di Makkah, sedangkan bab al-Rahmah dibaca di penyusun dzikir Ratib Al Haddad?Kapan dzikir Ratib Al Haddad disusun?Kapan Ratib Al Haddad pertama kali dibacakan?

hukum membaca ratib al haddad